Pengertian
Metode Role Playing (Bermain Peran)
Dalam
menciptakan proses pembelajaran yang
komunikatif antara guru dan siswa maka diperlukan variasi teknik, metode, dan
media yang tepat dalamproses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan
pada pembelajaran Pancasila yang cocok adalah metode Role Playing (bermain
peran).
Role Playing merupakan salah satu model pembelajaran yang
diarahkan pada upaya pemecahan masalah – masalah yang berkaitan dengan
pembelajaran pancasila dengan
menerapkan metode Role Playing
diharapkan akan tercipta pembelajaran
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien
dan efektif. Pembelajaran yang efektif berarti terciptanya interaksi antara
guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan antara siswa dengan materi
pembelajaran.
a.
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan metode pembelajaran Role
playing (bermain peran) yaitu:
1)
Guru harus menerangkan kepada siswa
untuk memperkenalkan teknik ini, bahwa
dengan metode ini siswa diharapkan dapat lebih memhami nilai yang terkandung
dalam pancasila. Maka guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, dan
siswa yang lain mengamati dengan tugas-tugas tertentu pula.
2)
Guru harus memilih masalah yang urgen,
sehingga menarik minat anak. Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga
siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.
3)
Agar siswa memahami peristiwanya, maka
guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan yang pertama.
4)
Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk
berperan, harap ditanggapi tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat
untuk perannya itu. Bila tidak ditunjuk saja siswa yang memilh kemampuan dan
pengetahuan serta pengalaman seperti yang diperankan itu.
5)
Jelaskan
pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu tugas perannya, menguasi
masalahnya pandai bermimik maupun dialog.
6)
Siswa
yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. Bila siswa belum terbiasa,
perlu
dibantu guru dalam menimbulkan kalimat
pertama dialog. Setelah Role Playing itu
dalam
situasi klimaks, maka
harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan
masalah dapat disikusikan secara umum.
Sehingga parapenonton ada kesempatan untuk
berpendapat, menilai permainan dan
sebagainya.
7)
Sebagai
tindak lanjut dari hasi diskusi, walau mungkin masalahnya belum dipecahkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
guru harus mempertimbangkan hal-hal
tersebut dalam melaksanakan metode pembelajaran Role Playing agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang .diharapkan
c. Langkah-langkah
metode Role Playing (bermain peran)
Menurut Ngalimun (2012: 174)
langkah-langkah model pembelajaran Role Playing :
1. Guru menyiapkan scenario
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
3. Pembentukkan kelompok siswa membahas peran
yang dilakukan oleh
4. Pelakon
5. Presentasi hasil kelompok
6. Bimbingan kesimpulan dan refeksi.
d. Kelebihan
dan kelemahan Metode Role Playing (bermain peran)
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Role Playing (bermain
peran) memiliki kelebihan
(1) Siswa lebih tertarik perhatiannya pada
saat pembelajaran
(2) Melatih siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran,
(3) Memunculkan rasa tanggung jawab
terhadap perana yang dilakoni,
(4) Siswa akan terlatih untuk
berinisiatif dan berkreatif,
(5) Bahasa lisan siswa dapat dibina
menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami
orang lain.
Sedangkan menurut
Hamalik (2012: 214) kelebihan model RolePlaying, yaitu waktu bermain
peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa
mengkhawatirkan mendapatkan sangsi.
Bermain peran memungkinkan para siswa
mengidentifikasi situasi-situasi dalam
dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain.Dilihat dari kelebihan-kelebihan
bermain peran yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berhasilnya
pemeran tersebut bergantung pada kegiatan yang dilakukan siswa terutama pada
analisis sebagai tindak lanjutnya.
e.
Adapun
kelemahan metode Role Playing (bermain peran)
(1) Bila guru tidak memahami langkah-langkah
pelaksanaan metode ini akan mengacaukan
kegiatan
berlangsungnya role playing.
(2) Memakan waktu yang cukup lama,
(3) Sebagaian besar anakyang tidak ikut bermain
peran mereka menjadi kurang aktif
(4) Memerlukan tempat yang cukup luas
(5) Kelas lain sering oleh terganggu suara pemain
dan penonton.
0 komentar:
Posting Komentar