Model pembelajaran debate merupakan salah satu metode
pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
Siswa dibagi ke
dalam dua kelompok yang duduknya berhadapan, satu kelompok mengambil posisi
pro dan satu kelompok lainnya dalam posisi kontra. Selanjutnya antara
kelompok pro dan kontra saling melakukan perdebatan tentang topik yang
ditugaskan / diberikan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua
posisi pro dan kontra diutarakan sesuai pendapat masing-masing kelompok dengan
dibimbing oleh guru yang akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. kemudian guru
dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua
posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur
debat.
Pada dasarnya, model
pembelajaran debate ini merupakan pembelajaran kooperatif, dimana
harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan
mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung
(interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan
dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan
menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan
peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran
tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat
(recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager),
atau fasilitator dan peran guru sebagai pemonitor proses belajar.
Dalam model pembelajaran debate siswa juga dilatih bagaimana
mengeluarkan pendapat seperti dalam model pembelajaran Think Pair and Share,
perbedaannya adalah dalam model pembelajaran debate situasi pembelajaran
disengaja dibuat 2 kelompok yang berseberangan (pro dan kontra). Siswa dilatih
mengutarakan pendapat/pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya
dengan alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggung jawabkan. Bukan
berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan siswa belajar bagaimana
menghargai adanya perbedaan.
Sintaks / langkah-langkah model pembelajaran debate
adalah sebagai
berikut :
1.
Guru
membagi siswa menjadi 2 kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya
kontra dengan duduk berhadapan antar kelompok.
2.
Guru
memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua
kelompok diatas.
3.
Setelah
selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra.
Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.
Inti/ide-ide dari setiap pendapat
atau pembicaraan di tulis di
papan pendapat sampai
mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
5.
Guru
menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
6.
Dari
data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Kelebihan /
Keunggulan Model Pembelajaran Debate
a. Memacu siswa
aktif dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara baik.
c. Melatih
siswa untuk mengungkapkan pendapat disertai alasannya.
d. Mengajarkan
siswa cara menghargai pendapat orang lain.
e. Tidak
membutuhkan banyak media.
Kekurangan /
Kelemahan Model Pembelajaran Debate
a.
Tidak bisa digunakan untuk semua
mata pelajaran (mata pelajaran tertentu saja).
b.
Pembelajaran kurang menarik (cukup
monoton) karena hanya adu pendapat dan menggunakan banyak media.
c.
Membutuhkan waktu yang cukup lama,
karena siswa harus memahami materi terlebih dahulu sebelum melakukan debat.
d.
Siswa
menjadi takut dan tertekan karena harus bisa berkomunikasi secara langsung
untuk mengungkapkan pendapatnya.
0 komentar:
Posting Komentar