Tugas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Menyimak




1.                  Teori Menyimak
Kegiatan menyimak yang dalam Kurikulum 2004 disebut dengan istilah mendengarkan tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan komunikasi. Karena keduanya merupakan kegiatan yang resiprokal.  Kegiatan menyimak selalu didahului dengan bunyi. Pada dasarnya komunikasi dapat berlangsung secara lisan atau tulis. Komunikasi lisan meliputi aktivitas menyimak (Listening) dan berbicara (Speaking). Komunikasi tulis meliputi aktivitas membaca (reading) dan menulis (writing).
     

Antara menyimak, berbicara,membaca, dan menulis memiliki hubungan dalam jalinan keterampilan berbahasa, Anda dapat berbicara, memebaca, dan menulis dengan baik jika anda memiliki keterampilan menyimak yang baik pula. Berikut ini adalah hubungan kedudukan dan hubungan antara menyimak ,berbicara ,membaca,dan menulis dalam jalinan keterampilan berbahasa (Tarigan,1983).
Menyimak
langsung
apresiasif
reseptif
fungsional


Komunikasi
Tatap muka
Berbicara
Langsung
Produktif
Ekspresif
                                                           Keterampilan berbahasa
Tak Langsung
produktif
ekspresif
Menulis   

Komunikasi
Tidak tatp muka
Tak lngsung
apresiasif
fungsional
Membaca



a.    Hakikat Menyimak
Mendengar merupakan sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini berbeda dengan mendengarkan yang sudah mengarah pada usaha yang sungguh-sungguh dengan memperhatikan baik-baik apa yang didengar. Dalam memdengarkan focus kesengajaan dan perhatian merupakan factor penting (Idra, L.A., dkk., 2002:6).Sedangkan kegiatan menyimak yaitu mendengarkan baik-baik dan berusaha menangkap pesan (aduan) serta pikiran, ungkapan perasaan seseorang serta menganalisisnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mendengar, mendengarkan, dan menyimak merupakan kegiatan aktif reseptif, sedangkan berbicara merupakan kegiatan aktif produktif yag melibatkan unsure kejiwaan dan metakognitif seseorang. Jika dilihat dari segi tingkat pemaknaan, mendengarkan lebih tinggi daripada mendengar, dan menyimak lebih tinggi dari pada mendengarkan
Menurut Kamidjan (2001:4) menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambing-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif dan dapat disertai pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
Akan tetapi patut diperhatikan bahwa  kegiatan menyimak yang dimaksud merupakan kegiatan menyimak  lisan bukan menyimak tulis. Dalam kegiatan menyimak lisan selain aspek-aspek segmental yang berwujud kata-kata dalam ucapan/ujaran perlu diperhatikan pula aspek-aspek kinesik dan suprasegmental yaitu: a)tekanan / keras lembutnya suara, b)jeda atau panjang pendeknya suara, c)nada atau tinggi rendahnya suara, d) intonasi atau naik turunya suara, dan e) ritme atau irama dalam suara (Sabarti, a. 1992:147). Hal ini perlu diperhatikan karena keterampilan menyimak merupakan keterampilan menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa.
Kegiatan menyimak tulis terwujud dalam kegiatan menyimak bacaan (membaca).tanggapan menyimak tulis merupakan respon terhadap pembicara. Oleh pada kurikulum KBK menyebut aspek keterampilan meyimak lisan dengan istilah mendengarkan. Aspek keterampilan berbahasa (kompetensi dasar) yang menjadi focus harus mendapatkan penekanan dalam pembelajaran . jadi, aspek keterampilan yang menjadi fokus tersebut harus menjadi pusat aktivitas pembelajaran dan penilaiaan.

b.   Jenis-jenis menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi jenis-jenis menyimak menjadi 2 macam yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat umu \. Misalnya orangtua, remaja dan anak-anak menyimak tayangan sinetron pada sebuah televise, berita, radio dan lain-lain
1.   Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakuka dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan siaran radio, televise, percakapan orang diangkot, dipasar, kotbah dimasjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan ekstensif antara lain sebagai berikut ini.
a)      Menyimak sosial, dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan social seperti di pasar, di terminal stasin,kantor, dll.  Kegiatan menyimak ini lebih ditekankan pada factor status social. Misalnya seorang anak yang sedang menyimak dan menanggapi nasihat seorang nenek dengan sikap yang santun.
b)      Menyimak sekunder, kegiatan ini terjadi secara kebetulan dan kita tidak terganggu dengan suara tersebut.
c)      Menyimak estetika, sering juga disebut sebagai menyimak apresiatif yaitu kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Missal menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu dll.
d)     Menyimak pasif, adalah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa sadar. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari seseorang mendengarkan bahasa daerah,setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun dia dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah yang dia simak tersebut.
2.   Menyimak intensif, lebih menekankan pada kemampuan penyimak untuk memahami bahan simakan. Misalnya menyimak pelajaran disekolah. Beberapa hal yang berkaitan dengan menyimak intensif antara lain:
a)      Menyimak intensif pada Dasrnya menyimak pemahaman
b)      Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi
c)      Menyimak intensif adalah memahami bahasa formal
d)     Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Jenis menyimak intensif antara lain adalah:          
a)   Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan, serta kekurangan kekurangannya. Hal-hal yang dapat diperhatikan dalam menyimak kritis adalah 1) mengambil tepat tindak ujaran pembicara, 2) mencari jawaban atas pertanyaan atas mengapa menyimak?, dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak?, dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak?, dapatkah penyimak menafsirkan makna idiom, ungkapan dan majas dalam kegiatan menyimak?(Kamidjan, 2001:22)
b)   Menyimak konsentratif yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk  1) mengikuti petunjuk-petunjuk, 2) mencari hubungan antar unsur dalam menyimak, 3) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen, 4) mencari butir-butir informasi penting dalam dalam kegiatan menyimak, 5) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan 6) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan, 2001: 23)
c)   Menyimak eksploratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akir kegiatan,seorang penyimak eksploratif akan 1) menemukan gagasan baru, 2) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, 3) menemukan topic-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan dating 4) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru
d)   Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas penyimak. Kreatifitas penyimak dapat dilakukan dengan cara 1) menirukan lafal atu bunyi bahasa asing atau bahasa daerah yang disimaknya, 2) mengemukakan gagasan yang saama dengan pembicara, namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda dan bahkan degan style/ gaya yang berbeda pula, 3) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan pembicara, 4) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
e)   Menyimak interogatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemeroleh informasi tersebut. Kegiatan menyimak interogatif bertujuan untuk 1) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, 2) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, 3) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak asli atau tidak.
f)    Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi  homogen, kata-kata, frasa, klausa, kaimat dan bentuk-bentuk bahasa yang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki cirri tertentu antara lain 1) menyimak degan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, 2) menyimak denan memperhatikan topic-topik tertentu, 3) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu .

c.    Unsur-unsur menyimak
Unsur dasar merupakan unsure pokok yang menimbulkan komunikasi dalam menyimak. Setiap unsure merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan denganunsur lain. Unsure dasar menyimak adalah:
1.   Pembicara
     Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Oleh karena itu seorang pembicara peru mengetahui siapa penyimaknya. Apa yang menjadi minatnya, dan dari gologan mana, bagaimana latar belakangnya, sehingga isi pembicaraan menjadi menarik bagi penyimakya.
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersbut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut bagi penyimak adalah sebagai berikut:
a.    Meninjau kembali bahan simakan (review)
b.   Menganalisis bahan simakan
c.    Mengevaluasi bahan simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1.         Kekuatan bukti
2.         Validitas alas an
3.         Kebenaran tujuan

2.   Penyimak
     Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. (kamidjan, 2001:6) menyatakan bahwa penyimak yang baik adalah penyimak yang memiki 2 sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
Sikap objektif adalah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya.sedangkan sikap kooperatif adalah sikap penyimak yang siap bekerja sama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut

3.   Bahan simakan
     Bahan simakan merupakan unsure terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan adalah pesan yang akan disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak dan dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam berkomunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang bahan simakan dengan cara berikut:
a.    Menyimak tujuan pembicara
b.   Menyimak urutan pembicaraan
c.    Menyimak topic utama pembicaraan
d.   Menyimak topic bawahan
e.    Menyimak akhir pembicaraan.

4.   Bahasa lisan
     Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak. Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahsa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan diterima penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata, frase, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi gagasan agar ia dapat menyampaikan gagasan.
     Unsur  bahasa lisan yang digunakan dalam berkomunikasi ada 2 macam yaitu aspek linguistik dan nonlinguistik. Aspek linguistik adalah kata-kata, frase, kalimat yang diucapkan pembicara kepada penyimak. Aspek nonlinguistik  sering disebut sebagai istilah kinestetik atau kinesik. Aspek itu merupakan alat komunikasi yang dapat membantu memperjelas aspek linguistic. Tujuannya agar gagasan tersebut dapat dapat diterima dengan mudah oleh penyimak. Adapun aspek nonlinguistik tersebut dapat berupa 1) anggukan kepala,artinya setuju  2) acungan ibu jari, artinya menyatakan pujian 3) gelengan kepala, artinya menyatakan tidak setuju, 4) gerakan alis keatas, menyatakan tanda kurang setuju atau kurang benar, 5) membungkukkan badan, artinya tanda menghormati dan sebagainya. Aspek kinestetik dapat membantu untuk memperjeas kalimat-kalimat yang diucapkan pembicara.

d.   Teknik menyimak efektif   
Syarat menyimak efektif diantaranya:
1.   Menyimak dengan berkonsentrasi
Menyimak dengan berkonsentrasi adalah kegiatan memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa factor luar yang dimaksud adalah orang yang dating terlambat, keanean-keanehan yang terjadi diantara pembicara  dan penyimak, metode dan teknik yang tidak tepat dalam situasi komunikasi tersebut, pakaian pembicara, dan pembicara yang tidak menarik .
2.   Menelaah materi simakan
Penyimak dapata melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.          Mencari arah dan tujuan pembicaraan
b.         Mencoba membuat penggalan-penggalan pmbicaraan dari  awal sampai akhir
c.          Menemukan tema sentral (pokok) pembicaraaan
d.         Mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi  simakan 
e.          Memperhatikan rangkuman yang disampaikan pembicara
3.   Menyimak dengan kritis
     Yang dimaksud adalah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat secara langsung menerima gagasan pembicara atau tidak searah dalam memahami suatu konsep dengan pembicara . penyimak kritis memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.         Dapat menghubungkan apa yang dikatakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya.
b.         Dapat menyusun dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi)
c.          Dapat menjelaskan isi pembicaraan
d.         Dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak

e.   Teknik peningkatan daya simak
1.      Teknik loci (loci System)
Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional.teknik ini pada dasarnya merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang harus diingat kedalam ingatan. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan informasi lain yang serupa, mempelajari lokasi yang ada disekitar , dan mencocokan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut.
2.      Teknik penggabungan
Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan anda ingat dengan pesan kedua, ketiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imajnasi-imajinasi tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran.
3.      Teknik fonetik
Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetik, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat membentuk imajinasi visual yang kuat untuk masing-masing kata yang berhubungan dengan bilangan, dan membentuk penggabungan dengan bilangan, dan membentuk peggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masing-masing kata yang terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.
4.      Teknik akronim
Cara lain untuk peningkatan daya simak adalah dengan memory device atau trik memori. Memori device ini berupa singkatan atau akronim dari butir yang akan diingat. Contoh singkatan yang dimaksud adalah ABG (Anak Baru Gede), KKN (Korupsi, kolusi dan Nepotisme). Contoh akronim misalnya UNIDHA (Universitas Wisnuwarhana), WARTEL (Warung Telekomunikasi), Jabotabek (Jakarta,Bogor,Tangerang dan Bekasi)
5.      Teknik pengelompokan kategorial
Teknik ini dapat digunakan untuk memfodifikasi informasi baru dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi. Misalnya untuk mengingat atau menghafal pesan tentang teratai, asoka,combrang, mawar, merah, biro,kuning, oraye, kelinci, sapid dan kucing. Maka dapat dikeompokkan berdasarkan kategorinya, yaitu teratai, asoka, combrang, mawar kemudian merah, biru, kuning, oranye, dan kelinci, sapi, kucing.
6.      Teknik pemenggalan
Teknik ini merupakan teknik mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan yang panjang. Misalnya untuk memudahkan mengingat nomor telepon yang cukup panjang kita aka memenggal menjadi beberapa kelompok angka. Contoh 08123399815 menjadi 0812 3399 815

2.Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Focus Menyimak
     Aspek keterampilan berbahasa (kompetensi dasar) ang menjadi focus harus mendapatkan penekanan dalam pembelajaran. Sehingga aspek keterampilan (standar kompetesi) yang menjadi focus tersebut harus menjadi pusat aktivitas pembelajaran dan penilaian.
a.    Tujuan pembelajaran menyimak di sekolah dasar
1.   Tujuan menyimak
Tujuan tersebut terkait dengan pemahaman pesan yang disampaikan yang meliputi 1) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, 2) tanggapan penyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara.
Berdasarkan aspek tersebut tujuan menyimak dapat diperinci lebih jauh antara lain:
a)   Menyimak untuk mendapatkan fakta
      Dapat dilakukan melalui radio, televise, pertemuan ilmiah, ceramah.
b)   Menyimak untuk menganalisis fakta
      Yang dimaksud menganalisis fakta  adalah menguraikan fakta atas unsur-unsur pemahaman secara        menyeluruh. Tujuan utama analisis fakta adalah untuk memahami makna dari segi yang paling kecil
c)   Menyimak untuk mengevaluasi fakta
Fungsi utama menyimak untuk mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta tersebut diterima atau ditolak.
d)  Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
Istilah inspiratif sering digunakan sebagai alas an seseorang untuk melakukan kegiatan menyimak. Misalnya semakin banyak dan sering menyimak puisi akan semakin banyak memperoleh inspiratif.
e)   Menyimak untuk mendapatkan hiburan
Hiburan dapat diperoleh melalui menyimak seperti menyimak lagu-lagu dari radio, rekaman tape recorder, televise,rekaman VCD, atau dapat juga melalui menyimak ceramah atau pidato,
f)    Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara
Kosa kata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosa kata yang diperoleh ketika menyimak, akan semakin tinggi pula kemampuan berbicara.
Berkaitan dengan tujuan menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara, seorang pembicara diharapka dapat mengorganisasikan bahan pembicaraan, menyampaikan bahan, emikat perhatian penyimak, mengarahkan dan menggunakan alat-alat bantu (mikrofon, alat peraga,dll)


b.   Tujuan pembelajaran menyimak di SD
1)      Melatih siswa menghargai orang lain
Dengan memberikan pelatihan melalui pembelajaran menyimak kepada siswa dapat melatih siswa untuk menghargai orang (pembicara) yang sedang memberikan informasi. Sehingga siswa tidak ramai sendiri.
2)      Melatih siswa disiplin
Melalui pembelajaran menyimak hal itu dapat dilatihkan karena orang menyimak memerlukan konsentrasi untuk mencurahkan segala pikiran,perasaan, pengetahuan, pengalaman dan sebagainya adar mendapat hasil yang maksimal.
3)      Melatih siswa berfikir kritis
Berfikir kritis dapaat digunakan untuk memperoleh informasi baru bagi siapapun, demikian pula dengan siswa. Informasi baru itu akan sangat dibutuhkan siswa terutama berhubungan dengan aktivitasnya sebagai pelajar. Berfikir kritis aakan mempercepat perkembangan pengetahuan dan keterampilan seseorang yang pada akhirnya dapat mempertinggi kecakapan hidupnya.
4)      Melatih siswa meningkatkan daya nalar
Dengan menyimak siswa akan dilatih untuk mengidentifikasi, mencocokkan, menganalisis, dan menyimpulkan hasil simakan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya untuk meningkatkan daya nalarnya sehingga dapat mengembangkan kecakapan hidup yang telah dimiliki.
5)      Melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara
Melalui proses menyimak, siswa dapat menguasai pengucapan fonem, kosakata, makna kata dan kalimat. Hal itu sangat membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara sebagai aktivitas aktif produktif (Tarigan, 1990:10). Karena kosa kata hasil simakan akan berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya.
c..Tujuan pembelajaran menyimak di kelas rendah
     Mengingat pembelajaran BI dikelas rendah menekankan pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis maka tujuan pembelajaran menyimak (mendengarkan) untuk kelas I dan II, lebih diutamakan pada membiasakan siswa menyimak apa yang didengar untuk mengembangkan kemampuannya dalam membaca dan menulis. Kegiatan ini untuk melatih kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan mental anak yang masih berada pada tahap praoperasional (usia 5-7 tahun).
d.Tujuan pembelajaran menyimak di Sd kelas tinggi
     Usia siswa Sd kelas tinggi berada pada tahap operasional nyata (7-11 tahun). Oleh karena itu pembelajaran menyimak diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap apa yang mereka dengarkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Secara bertahap tujuan menyimak yaitu melatih siswa menghargai oranglain, melatih siswa disiplin, melatih siswa berfikir kritis, melatih siswa meningkatkan daya nalar dan melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara.
     Sehingga kemampuan menyimak dapat lebih memahami ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang dipelajari dari seluruh mata pelajaran yang diterima disekolah sehigga mampu mengembangkan pengetahuan, wawasan serta keterampilan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan sekolah dan dimasyarakat.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Fatrikah Choirul Umami Blog Design by Ipietoon